Beberapa menit sebelum adzan
berkumandang melalui pengeras suara masjid, ketika shalawat dan ayat
demi ayat masih diperdengarkan. Pada saat itu tiap-tiap rumah tengah
bersiap dengan hidangan buka puasanya, di mana beragam olahan siap
disantap, ada yang manis, asin, hingga berkuah. Macam-macam menu
menggugah selera coba dilengkapi, supaya dahaga yang tertahan seharian
tadi lekas terobati. Namun bagi seorang lelaki yang sudah menikah itu,
menu yang tersaji belumlah cukup tanpa meneguk air kelapa muda segar.
Lalu, teringat ia akan kebun kelapanya yang tidak jauh dari kuburan
keluarga dan bergegas untuk memetiknya langsung.
Sesampainya
di kebun, dipanjatnya pohon kelapa berbuah paling banyak lagi tinggi, dengan harapan
membawa pulang beberapa butir untuk dinikmati bersama keluarga. Tapi
malang tak dapat ditolak, karena dia pun ikut terjatuh selesai menjatuhkan kelapa yang dipilih dan
nyawanya tidak terselamatkan lagi. (Innalillahi wa inna ilaihiraajiuun)
Umur
kita memang tiada yang tahu, kapan dan bagaimana nyawa harus terlepas
dari raga menjadi rahasia Ilahi. Namun terkait dengan aktivitas di luar
rumah menjelang magrib, Nabi Muhammad SAW telah memberikan larangan
melalui sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim :
"Jika
sore hari mulai gelap, tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai
bergentayangan pada saat itu. Jika sesaat dari malam telah berlalu, maka
lepaslah mereka, kunci pintu rumah dan sebutlah nama Allah sebab setan
tidak membuka pintu yang tertutup. Dan tutup rapat tempat air kalian dan
sebutlah nama Allah dan tutup tempat makanan kalian dan sebutlah nama
Allah meskipun kalian mendapatkan sesuatu padanya."
Waktu magrib adalah kondisi di mana bumi berpindah dari siang ke malam. Secara ilmiah, dijelaskan pula oleh Prof. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS melalui sebuah buku berjudul "The Science of Shalat" bahwa saat menjelang magrib, alam akan berubah spektrum cahaya berwarna kemerahan. Cahaya tersebut merupakan gelombang elektromagnetik yang setiap warnanya memiliki perbedaan energi, frekuensi serta panjang gelombang yang berbeda.
Adanya perubahan pada spektrum yang berwarna merah ternyata selaras dengan frekuensi bangsa jin dan iblis. Di sinilah kekuatan jin dan iblis semakin bertambah kuat, karena memiliki gelombang yang sama dengan alam dunia. Sedangkan akibat terjadinya tumpang tindih terhadap gelombang tersebut, membuat penglihatan kita (manusia) seperti tidak jelas dan terjadi fatamorgana.
Larangan untuk tidak keluar pada waktu magrib memanglah mendasar, mengingat malam hari merupakan waktu yang sangat disukai setan. Dan orang tua kita pun selalu mengingatkan anak-anaknya untuk tidak keluar saat maghrib. Jadi selain untuk beribadah, sebaiknya hindarilah beraktivitas di luar rumah di kala senja mulai membungkus bumi. Semoga kita senantiasa dijaga dan dilindungi oleh Allah SWT dari segala gangguan setan/jin.
Aamiin...