Credit |
Kekhawatiran itu muncul disebabkan karena liburan sekolah sudah semakin dekat. Sedangkan saat ini sedang berlangsung ujian sekolah atau penilaian akhir tahun (PAT), yang dilaksanakan selama satu minggu. PAT inilah batas adanya aktivitas belajar untuk kenaikan kelas. Setelah itu sekolah pun diliburkan selama sekitar dua minggu, tanpa ada aktivitas apa pun.
Sebagai pendidik di sekolah swasta, sebenarnya jumlah THR yang diberikan yayasan tidak bisa dianggap besar, karena kebutuhan selalu lebih banyak dari penerimaan. Syukur saja bila sekolah mampu memberikan parcel berupa sembako : minyak goreng, teh, gula pasir, kue atau lainnya. Bisa digunakan sebagai tambahan pengeluaran dapur.
Oleh karena itu, sedikitnya saya selalu usahakan menyisihkan honor bulanan serta insentif setiap kegiatan, untuk dikumpulkan ketika hari raya tiba. Malu rasanya bila tidak bisa berbagi sedikit rezeki di hari raya. Bukan sekedar tradisi untuk meramaikan, tapi sebagai bentuk rasa syukur atas berkumpulnya keluarga di hari fitri yang sangat jarang terjadi di hari lainnya.
Teringat ketika kecil dulu, saat lebaran tiba semua saudara berkumpul dan saling berharap dapat angpao atau persenan dari orang tua, paman, kakak dan saudara lainnya yang sudah bekerja. Lebih bahagia lagi bila angpao yang terkumpul lebih banyak dari uang jajan seminggu. Mungkin perasaan seperti itulah yang tergambar dari para ponakan dan tidak ingin saya kecewakan.
Tapi seiring pertambahan usia, saya sadar bahwa angpao yang diberikan tidak semua orang mudah mendapatkannya. Mungkin saat saya masih bekerja di perusahaan di Jakarta, nominalnya mencapai satu kali gaji UMR, sehingga lebih mudah mengalokasikan pengeluaran untuk keperluan seperti baju, makanan, dan angpao sesuai dengan yang dibutuhkan.
Namun kini, pengeluaran harus disesuaikan dengan pendapatan, kalau perlu adanya pemangkasan terhadap sesuatu yang kurang penting. Besar kecilnya THR yang didapat, harus tetap berbagi dengan sesama. Adapun bentuknya tidak mesti selalu uang, tentu harus menyesuaikan kesanggupan yang dipunya. Seperti THR yang diberikan oleh warung langganan dekat rumah, menjelang lebaran selalu membagi-bagikan kepada pelanggannya berupa makanan, sarung ataupun sajadah.
Bulan Ramadhan adalah bulan keberkahan. Kita diajarkan untuk merasakan penderitaan sesama melalui puasa. Menahan lapar dan dahaga merupakan sebagian saja yang dialami orang tak berpunya, maka sepatutnya pula kita tidak berlebih terhadap penggunaan rezeki yang diperoleh. Dan ketika mendapat rezeki, sudah semestinya orang lain mendapat bagiannya, bukan hanya berbagi ke sanak saudara, sebaiknya orang lain yang membutuhkan layak diperhatikan juga.
Allah SWT telah berfirman :"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar." (QS. Al-Hadid : 7).
Melalui firman Allah SWT tersebut, kita diingatkan bahwa rezeki yang diperoleh hanya titipan dari Allah SWT dan sudah seharusnya dipergunakan sebaik-baiknya. Di dalamnya terdapat hak orang lain, yang wajib diberikan.
#Day_14
#30HariKebaikanBPN