Suka cita mewarnai, detik-detik menuju kemenangan terdengar menggema semakin kuat. Banyak momen indah dan penuh makna mengiringi Ramadhan kali ini, entah suka atau duka, semuanya akan menjadi kenangan setelah Ramadhan pergi.
Besarnya harapan agar setiap tahun dapat dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan, menikmati tiap waktunya dengan khusyu' beribadah, menghiasi diri dengan do'a dan shalawat. Tapi nyatanya, tidak semua rencana berjalan sesuai keadaan, dan setiap kondisi tak lepas dari beragam ujian iman.
Ya Allah, betapa rugi rasanya waktu yang terlewati hanya untuk urusan duniawi. Demi menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan dari tempat kerja, kadang panggilan-Mu tidak segera kulaksanakan, suara adzan berlomba dengan bunyi mesin printer, sehingga penundaan ditanggapi sebagai pemakluman.
Entah berapa kesempatan telah kusia-siakan, berbagai petunjuk dan tanda-tanda kekuasaan-Mu terlanjur luput dari pengamatan. Dan kebiasaan buruk pun semakin menjerumuskan diri ke lembah kenistaan.
Lisanku masih belum terjaga dengan baik, dari ucapan tidak layak ataupun adanya stereotip. Terdapat kata-kata yang mestinya tidak diucap atau lebih baik diam (menahan diri), hingga orang lain tak merasa tersinggung bahkan sakit hati. Hati ini pun belum bersih layaknya kertas putih, sebab masih ada rasa dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya, mencemari.
Dalam diri ini masih bersemayam hawa nafsu yang sulit terkendali, namun tetap ingin agar Allah SWT sudi memberi kesempatan lagi dan lagi. Betapa sulitnya menahan diri dari melihat tontonan yang membawa mudarat, menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia, serta memberi kelonggaran pada diri untuk bermalas dan terlena dengan gemerlap duniawi.
Sungguh, bukan seperti ini Ramadhan ingin kulalui. Bermacam rencana agar menjadi insan lebih baik, telah kususun jauh hari sebelum Ramadhan tiba, namun setan dalam diri telah mengacaukan segalanya. Kini, di ujung pertemuan dengan Ramadhan, semua sesal, kecewa dan sedih bercampur meratapi. Hanya do'a dan harapan kupanjatkan untuk diri yang masih cacat iman, agar diberi kesempatan berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan.
Semogalah Allah SWT senantiasa berikan kesehatan jiwa dan raga, memberikan petunjuk untuk selalu berada di jalan yang diridhai-Nya, membukakan pintu maaf dan ampunan untuk hamba-Nya yang lalai, serta menuntun umat-Nya agar istiqomah dalam beribadah meski bulan Ramadhan berganti.
Kuberharap masih tersisa sedikit iman yang bersemayam, supaya perjalanan selama 11 bulan berikutnya, diri ini mampu bertahan dari godaan yang menguji naluri. Masa penantian itu, semoga bisa kuisi untuk membekali diri dengan pendalaman ilmu agama, membiasakan dengan amalan sebagaimana bulan Ramadhan dilakukan, serta mengasah kepekaan terhadap sesama.
Lisanku masih belum terjaga dengan baik, dari ucapan tidak layak ataupun adanya stereotip. Terdapat kata-kata yang mestinya tidak diucap atau lebih baik diam (menahan diri), hingga orang lain tak merasa tersinggung bahkan sakit hati. Hati ini pun belum bersih layaknya kertas putih, sebab masih ada rasa dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya, mencemari.
Dalam diri ini masih bersemayam hawa nafsu yang sulit terkendali, namun tetap ingin agar Allah SWT sudi memberi kesempatan lagi dan lagi. Betapa sulitnya menahan diri dari melihat tontonan yang membawa mudarat, menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia, serta memberi kelonggaran pada diri untuk bermalas dan terlena dengan gemerlap duniawi.
Sungguh, bukan seperti ini Ramadhan ingin kulalui. Bermacam rencana agar menjadi insan lebih baik, telah kususun jauh hari sebelum Ramadhan tiba, namun setan dalam diri telah mengacaukan segalanya. Kini, di ujung pertemuan dengan Ramadhan, semua sesal, kecewa dan sedih bercampur meratapi. Hanya do'a dan harapan kupanjatkan untuk diri yang masih cacat iman, agar diberi kesempatan berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan.
Semogalah Allah SWT senantiasa berikan kesehatan jiwa dan raga, memberikan petunjuk untuk selalu berada di jalan yang diridhai-Nya, membukakan pintu maaf dan ampunan untuk hamba-Nya yang lalai, serta menuntun umat-Nya agar istiqomah dalam beribadah meski bulan Ramadhan berganti.
Kuberharap masih tersisa sedikit iman yang bersemayam, supaya perjalanan selama 11 bulan berikutnya, diri ini mampu bertahan dari godaan yang menguji naluri. Masa penantian itu, semoga bisa kuisi untuk membekali diri dengan pendalaman ilmu agama, membiasakan dengan amalan sebagaimana bulan Ramadhan dilakukan, serta mengasah kepekaan terhadap sesama.
#Day_29
#30HariKebaikanBPN
Thanks for sharing, sukses terus..
BalasHapusNumpang promo ya Admin^^
BalasHapusajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.club....^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856