Menyusuri bumi Andalas yang terjal dan penuh liku, dengan jarak tempuh yang jauh tentunya akan melelahkan dan menguras tenaga. Untuk menjelajahinya dibutuhkan performa dan persiapan yang matang. Selain diri sendiri harus dalam kondisi fisik dan mental yang prima, juga harus memastikan kendaraan yang ditumpangi siap menembus beragam rintangan.
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penumpangnya, Daihatsu Terios hadir menjawab tantangan sebagai sahabat petualang setia yang akan membuat kita leluasa selama menjelajah alam raya. Daihatsu Terios adalah sebuah mobil SUV yang diproduksi oleh Daihatsu. Berjenis mesin 3SZ VE DOHC VVTi dengan water cooler, 1.495 cc, 16 katup dengan 4 silinder segaris, mampu mengeluarkan tenaga sebesar 109 PS per 6.000 rpm dan torsi maksimum 14,4 kgm per 4.000 rpm.
Bentuknya kokoh dengan desain yang stylish, performa yang disempurnakan dilengkapi dengan 1.5 VVT-I Powerful Engine. Ditambah penggunaan Electronic Power Steering untuk kemudi yang lebih ringan, MacPherson Strut with Coil Spring Suspension untuk kestabilan berkendara, Disc Broke untuk kualitas pengereman yang lebih mantap, serta TAF Body yang memberikan keamanan maksimal dengan memiliki fungsi menyerap benturan. Semua kelengkapan tersebut menjadikan Daihatsu Terios mampu melintasi jalan yang tidak rata dan sempit sekali pun.
Sebagai SUV sejati, Daihatsu Terios menguji diri menembus kedalaman alam Indonesia. Mempunyai misi utama yaitu ingin menggugah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia. Menggunakan 3 unit Terios Hi-Grade terdiri dari 2 TX bertransmisi matik dan TX manual, melakukan perjalanan bersama 10 orang petualang untuk menilik keindahan alam Pulau Sumatera hingga Titik Nol Kilometer di Sabang.
Mengingat tempat-tempat yang akan dikunjungi tidak dekat dan mudah dilalui, Tim Terios pun melakukan persiapan yang matang mulai dari preparasi di bengkel, penataan barang agar tertata apik sehingga penempatannya lebih fleksibel dan safety sampai pada pemasangan roof box dan roof bag untuk akomodasi barang ekstra di kedua unit Terios.
Setelah memastikan semuanya beres dan siap berangkat, disaksikan oleh jajaran manajemen dan staf Astra Daihatsu Motor dengan mengusung tema "Sumatera Coffee Paradise", tim petualang pun mulai bergerak melakukan perjalanan untuk mengeksplor 7 spot kopi yang melegenda di Indonesia.
1. Kopi Liwa Dengan Cita Rasa Semerbak
Perjalanan dimulai dari Jakarta menuju Liwa dengan jarak tempuh hingga 567 kilometer. Liwa merupakan jalur strategis yang menghubungkan tiga wilayah propinsi; Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Wajar bila banyak truk dan bis ditemui salepas Bakauheni, membuat rombongan Terios harus lebih berhati-hati untuk melewati kendaraan-kendaraan besar itu.
Liwa masuk wilayah Lampung Barat, berhawa sejuk khas pegunungan. Hampir di setiap sudut kota berjejer warung kopi menebarkan aromanya yang menggoda para pengendara. Tanaman kopi tumbuh di sepanjang jalan Liwa hingga Danau Ranau, membentuk perbukitan hijau disertai keindahan pemandangan danau. Menjadi suguhan yang menyegarkan setelah melalui jalan yang menanjak dan menyempit.
Setelah menyempatkan bermalam di pinggiran Danau Ranau, ekspedisi dimulai dari Sipatuhu untuk mengunjungi sentra pengolahan kopi KUD Karya Utama. Di tempat ini kopi Liwa dikembangkan menjadi varian rasa, di samping kopi murni juga terdapat kopi beraroma ginseng dan pinang. Selain memiliki rasa yang unik, dipercaya mempunyai kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan. Pemasaran kopi jenis ini mampu mencapai mancanegara, seperti Amerika.
Masih sekitar Danau Ranau, tim Terios berkesempatan melihat proses fermentasi kopi luwak. Beberapa luwak atau musang liar memakan biji kopi terbaik, minimal 6 jam kemudian, setelah mengalami fermentasi di dalam pencernaannya, dikeluarkan kembali via feses dalam bentuk sekumpulan biji. Sebelum dilakukan pengolahan, biji-biji kopi tersebut harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu.
Sejak zaman kolonial, kopi luwak menjadi kopi yang mahal karena kelangkaan serta proses pembuatannya yang tidak lazim. Kopi luwak sudah dikenal di seluruh dunia. Di kalangan pecinta dan penikmat kopi, aroma dan cita rasanya terasa spesial dan sempurna.
2. Kenikmatan Kopi Lahat Yang Menggoda
Penjelajahan berlanjut menuju Lahat, Sumatera Selatan. Jalan yang dilalui tidak seperti pada awal perjalanan yang didominasi tanjakan terjal dan berliku. Infrastruktur jalan serta penerangan lampu kota yang memadai sangat membantu kelancaran tim Terios melaju ke Lahat.
Sepanjang jalan terbentang bukit barisan yang dilalui sungai kecil dan besar. Lahat memiliki iklim tropis basah, menjadikannya daerah subur dengan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah. Komoditi utama yang berkembang sebagian besar berupa perkebunan kopi.
Di sini, tim Terios disambut hangat oleh Bupati Lahat maupun masyarakat setempat. Suguhan kopi pun menambah keakraban dalam obrolan yang terjalin.
Tim Terios juga mengunjungi salah satu home industri pengolahan kopi, menyaksikan proses pengolahannya yang dilakukan secara tradisional yaitu dengan menggunakan batok kelapa sebagai bahan baku pembakaran. Walau pun teknik pengolahannya masih sederhana, tetapi aroma dan rasanya dikenal memiliki cita rasa yang nikmat dan mantap. Pemasarannya sudah mencapai Rajabasa, Palembang dan lainnya.
3. Kopi Pagar Alam Asli Tak Terlupakan
Dari Lahat diteruskan menuju Pagar Alam yang hanya berjarak 48 kilometer. Daerah ini dikelilingi oleh perbukitan, udaranya sejuk serta pemandangan alam yang hijau membuat mata takjub mengaguminya. Jalan penuh liku dan bebatuan mampu diredam dengan suspensi Terios.
Kopi menjadi komoditi andalan Pagar Alam yang terletak di Lereng Gunung Dempo. Tak heran bila hamparan kebun kopi membentang di area perkebunan warga setempat.
Ketangguhan Terios teruji kembali ketika menuju saung di pinggir sungai, melintasi genangan air sungai dan jalan yang tidak rata. Meski waktu kunjungan bukan momen panen, tim Terios sempat menyaksikan aktivitas petani dalam menggarap kopi. Hal ini tidak dilakukan setiap hari namun sangat bermanfaat, seperti menjaga kondisi pohon dengan memastikan daunnya tetap sehat dan kadang juga memetik biji kopi yang sudah ranum.
Jika kopi sudah dipetik, maka harus dipisahkan biji dan cangkangnya. Dan setelah diproses, sebagian hasilnya dijadikan sebagai pupuk untuk kesuburan tanah. Proses pembuatan kopi Pagar Alam mulai dari tahap penanaman hingga menjadi kopi bubuk dilakukakn sendiri oleh warga setempat. Kopi Pagar Alam memiliki aroma yang khas dan terasa lembut saat diminum, bagi penggemar kopi kenikmatannya tidak bisa dilupakan.
4. Yang Khas Dari Empat Lawang
Kota Empat Lawang, Sumatera Selatan menjadikan biji kopi sebagai lambang kabupatennya. Kopi dalam bahasa daerah Palembang disebut kawo, sudah begitu melekat di daerah ini. Di setiap sudut desa hingga kota, kopi menjadi "bahasa gaul" masyarakatnya. Istimewanya, kopi Empat Lawang merupakan persilangan kopi jenis Arabika dan Robusta dengan aroma dan rasa khas Empat Lawang.
Kopi menjadi lahan industri masyarakat Empat Lawang. Pemerintah daerah cukup getol dalam pengembangan industri kopi, hingga berhasil menjadikan kopi sebagai komoditi andalan masyarakat Empat Lawang. Di beberapa lokasi tersebar sentra perkebunan kopi. Masyarakatnya merupakan petani kopi dari generasi ke generasi.
Pemda setempat menjadikan kopi sebagai motif batik sehingga memiliki keunikan tersendiri. Bahkan di beberapa wilayah, didirikan gedung khusus untuk kopi. Pemanfaatan kopi dimaksimalkan lagi dengan berbagai kerajinan dari pohon kopi. Bahan baku yang digunakan berasal dari pohon kopi yang sudah tidak produktif, yang diklaim kuat dan bisa dijadikan kreasi motif berbagai model. Tak hanya batangnya yang dipakai, daun kopi pun bisa dijadikan kerajinan unik, seperti tempat tissue dan sebagainya. Dengan begitu, semua pohon kopi mulai dari batang, daun dan buahnya bisa diberdayakan dan memiliki nilai ekonomi.
5. Yang Menarik Dari Kota Rafflesia Arnoldi
Penggunaan Electronic Power System (EPS) memudahkan kemudi, handling dan bermanuver, tatkala Daihatsu Terios melintas rute Pagar Alam - Kepahiang - Curup. Curup merupakan sebuah kota di daerah pegunungan bukit barisan, dikelilingi oleh Bukit Kaba dan Bukit Daun. Daerah ini juga dikenal sebagai salah satu tempat tumbuhnya Rafflesia Arnoldi (bunga bangkai). Jalannya meliuk-liuk, dengan udaranya yang dingin, segar dan sejuk. Hamparan kebun kopi sudah tidak asing lagi di sini. Kopi sebagai mata pencaharian masyarakat Kepahiang dan Curup, manjadi komoditi andalan warga setempat.
Menariknya kopi di sini selain memiliki rasa yang khas, sisa ampasnya bisa diseduh kembali. Sungguh hal yang tidak biasa ditemui pada kopi-kopi umumnya. Warga setempat menjadikan kopi khas Curup sebagai pilihan untuk melepas penat.
Salah satu industri menengah yang memproduksi kopi jenis ini yaitu perusahaan kopi Sari Rejeki, dengan merek Kipas. Mulai dari proses pembuatan kopi hingga menjadi bubuk dan packing dalam berbagai ukuran, dilakukan di tempat ini. Pemasarannya selain di Bengkulu dan daerah sekitarnya juga di Lahat, Lampung hingga Padang.
6. Kopi Mandailing Natal Yang Historial
Jarak tempuh dari Bengkulu menuju Bukit Tinggi mencapai 628 kilometer dengan kurun waktu hampir seharian penuh. Hal inilah yang dialami oleh tim Terios, dengan rute terpanjang dan mesti melintas trek yang beragam dari pantai hingga pegunungan. Benar-benar menguras tenaga, namun dengan Ground Clearance yang tinggi khas SUV memudahkan Terios melibasnya.
Lokasi berikutnya berada di Kecamatan Pakantan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Menurut sejarah, kopi Mandailing Natal sempat kondang hingga tahun 1878 sampai ke mancanegara, menjadikannya sebagai andalan ekspor hingga Eropa terutama Austria. Kopi Mandailing Natal merupakan industri pertama kopi di bumi Andalas. Kopi yang dikembangkan merupakan jenis Arabika atau kopi Godang (sebutan warga setempat), yang disesuaikan dengan kondisi alam Mandailing. Aroma harumnya berpadu dengan rasanya yang nikmat.
Wilayah Mandailing dipenuhi hamparan perkebunan kopi rakyat, berada di atas ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut. Salah satu perkebunan rakyat berada di desa Langgamtama Simpang Banyak Mandailing, perkebunan kopi diapit perbukitan rindang. Untuk sampai ke lokasi, Daihatsu Terios harus menelusuri jalan sempit dan berlubang, jalur semioffroad, jalur tanah hingga menerabas semak belukar, dengan jarak 25 kilometer dari kedai kopi tempat persinggahan tim Terios.
Ironisnya, terdapat 50 hektar perkebunan yang dikelola oleh rakyat sementara 150 hektar di area bukit lainnya dikembangkan oleh warga Australia. Perkebunanya masih sederhana dan konvensional, masih sangat memungkinkan untuk bisa dimaksimalkan dan dikembangkan agar mampu mengembalikan pamornya yang meredup.
7. Yang Berkarakter Dari Serambi Mekkah
Perjalanan rute Medan - Langsa - Bireun - Bener Meriah - Takengon, diwarnai dengan jalan berbukit dan berbatu. Daihatsu Terios dengan kehandalan suspensinya membuktikan, ubahan suspensi termasuk peredaman dan shock absor berbaik depan maupun belakang ampuh melibas trek ini dalam keadaan tetap aman dan nyaman. Tidak hanya itu, mendekati lokasi Takengon rute light offroad Oregon kembali menguji ketangguhan Terios yang berpenggerak 2WD. Padahal biasanya trek Oregon menjadi "ajang" uji kehebatan komunitas 4WD setempat, namun demikian tim Terios akhirnya berhasil menaklukannya.
Perjuangan pun tidak sia-sia, setelah melewati beragam tantangan panorama alam hijau nan eksotis dengan udara yang segar, ditambah keindahan Danau Laut Tawar menjadi penawar lelah yang dirasakan tim Terios.
Takengon, wilayah dataran tinggi di Kabupaten Aceh Tengah tekenal dengan kopi Gayo. Kopi Gayo sudah mendapat sertifikat Indikasi Geografi (IG) terutama kopi Arabikanya. Sertifikat Indikasi Geografi ini merupakan suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang karena faktor lingkungan geografis, alam, manusia mau pun kombinsinya. Sehingga menghasilkan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan (Pasal 1 PP RI No 51 Tahun 2007). Hal ini mengindikasikan bahwa kopi Gayo hanya terdapat di wilayah Takengon dengan kualitas dunia.
Kopi jenis Arabika mendominasi perkebunan, dibutuhkan tingkat ketinggian di atas 1.300 meter dari permukaan laut. Letak geografis serta pengolahan detail dalam pemrosesan membuat kopi Gayo begitu berkarakter, serta mempunyai aroma dan cita rasa yang khas dan berkualitas. Kopi ini sudah terkenal di dunia, gerai kopi dunia dipasok dari kopi Gayo.
Proses dalam pembuatan kopi Gayo selalu dijaga kestabilan karakter rasa dan mutunya hingga packing, menjadikannya mampu bersaing di pasar ekspor Eropa dan Amerika.
Titik Nol Kilometer, Saksi Abadi Penyatu Bangsa
Akhir perjalanan Terios 7 Wonders : Sumatera Coffee Paradise sampai di titik nol kilometer, Pulau Weh Kabupaten Sabang Nangroe Aceh Darusallam. Secara geografis merupakan pijakan atau langkah awal, di mana batas negara Republik Indonesia dimulai.
Setelah sebelumnya tim Terios berhasil berkunjung ke tujuh spot kopi yang populer di Indonesia, menerjang berbagai rintangan dari medan jalan yang tidak mudah dilintasi. Pelan namun pasti, sukses menjelajah hingga 3.657,1 kilometer dalam rentang waktu 15 hari. Dan di ujung Negeri Serambi Mekkah, Daihatsu (PT Astra daihatsu Motor) menjadi APM pertama yang sukses menjejakkan kaki kali pertama.
Dari Pelabuhan Sabang tim Terios menuju Desa Iboih Ujong Ba'u Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 kilometer dari pantai Iboih dengan waktu 45 menit. Tepatnya di Kawasan Hutan Wisata Sabang terdapat monumen yang menjadi simbol perekat bangsa Indonesia, yang familiar dengan slogan "Dari Sabang Sampai Merauke". Monumen ini juga menjadi saksi atas kehadiran Terios 7 Wonders : Sumatera Coffee Paradise, dan manajemen Astra Daihatsu Motor telah membuktikan performa dan ketangguhannya dalam menjelajah alam Indonesia untuk menguak segala potensi yang ada.
Daihatsu Care Community Menebar Berkah
Selain mempunyai misi ingin mengeksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia kepada dunia, perjalanan Teios 7 Wonders juga punya konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Aktivitas ini ditujukan untuk berbagi kepada sesama, sejalan dengan perayaan 105 tahun Daihatsu. Hal ini sudah berjalan pada program CSR 105 UKM dan Posyandu sepanjang tahun 2012. Dalam perjalanan ini ada tiga titik yang disambangi, yaitu di Bengkulu, Medan dan Aceh.
Dari penjelajahan yang telah dilakukan, memperlihatkan betapa banyaknya kekayaaan alam Indonesia dan masih memiliki potensi yang perlu dikembangkan terutama dalam bidang industri. Perlunya campur tangan pemerintah daerah maupun pusat akan membantu dalam pengembangan kopi di Indoneia.
Semoga suatu saat nanti Indonesia menjadi produsen kopi terbesar di dunia. Tidak hanya dapat mengangkat citra harum sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi, juga mampu menyejahterakan warganya yang menjadikan kopi sebagai komoditi andalan.
Sumber :
- http://daihatsu.co.id/news/read/269/jejak-petualang-terios-7-wonders
- http://mobil.blibil.com/perbandingan-daihatsu-terios-type-ts-dan-tx/
- http://www.anneahira.com/kota-lahat.htm
- http://pagaralam.blog.com/
- http://dapurpacu.com/131335/kopi-jadi-maskot-kabupaten-empat-lawang/
- http://travel.detik.com/read/2013/06/06/123000/2238126/1025/takengon-negeri-kopi-di-barat-indonesia
Wah artikelnya menarikk..
BalasHapusBagi informasi nih.
Tinggal 5 Hari Lagi Berwisata Gratis ke Macau Plus iPhone 5: Tertarik? Ikuti lombanya. Ayo, ikuti lomba blog "Why Macau" di sini http://bit.ly/WhyMacau.
Caranya cukup mudah, tuliskan keinginanmu untuk pergi ke Macau. Topik nya bisa tentang kuliner, objek wisata, kebudayaan, dan tempat populer di Macau. Sertakan foto atau video agar tulisanmu lebih menarik.
Selengkapnya di sini http://bit.ly/WhyMacau
Ditunggu artikelnya
terimakasih :)
Terima kasih, mudah-mudahan bisa. cma memang nggak terllu intens ngeblog ...hehehe
Hapus