Pada Satu Musim

Pada satu musim tanpa harapan akan rasa dan kehidupan
Kuikuti aliran waktu yang berdetak menikmati wujud penciptaan
Langkah kaki mengajakku melihat dunia dengan keadaan alam beserta seluruh isinya

          Betapa kagum mata ini menyaksikan hijaunya bukit barisan yang bertebaran di pegunungan,
          beragam flora, fauna yang menawan raga, serta pada
          takjub seluruh inderaku merasai kesegaran air sungai yang mengalir hingga lautan
bagai surga dunia yang terbentuk untuk seluruh umat.

Malamnya, kutemui langit dipenuhi bintang gemintang
Memancar bersama sinar rembulan
Hatiku berkata "Sungguh, semua yang ada di bumi dan di langit adalah segala kenikmatan
yang tiada bisa seorang pun dustai."

Kujejakkan kaki di negeri dengan duka dan luka
Sesaat setelah musibah menghampiri
Atas amukan alam yang tak lagi ramah menyapa
Menyisakan air mata yang menyiratkan banyak arti

Lalu kutinggalkan semua kebahagiaan dan kepiluan
Menyendiri memaknai segala tahu
Menyelinap dalam malam diantara orang-orang yang sedang terlelap,
Menggelar sajadah untukku dapat bersujud menghadap Sang Rabb
Khusu' membuai jiwa, menyesakkan dada, dan membuat aliran sungai di kedua mata
           "Tuhan, betapa besar kuasa-Mu atas alam ini. Engkau yang menciptakan seluruh jagad raya
             dan Engkau jualah yang mampu menghancurkannya. Tiada yang bisa menghalangi-Mu.
             Sesungguhnya aku hanya bisa berlindung dari segala macam musibah dan bencana kepada-Mu,
             Tuhanku yang Maha Pengasih dan Penyayang."


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama