Cinta Untuk Malaikat Bumi


Hari ini, ada sebuah kisah berputar dalam ingatan. Tentang cinta yang siapa pun damba dan butuhkan, aku masih menyimpannya dalam hati.

Satu hari di surga yang penuh dengan kenikmatan, di mana aliran sungai mengalir dengan jernihnya, aneka buah segar tertanam, dan segala keinginan pasti terpenuhi. Tinggallah seorang bayi yang sangat bahagia, riang bermain ke sana-kemari tanpa takut terluka. Di tengah asyiknya ia bermain, datanglah sang malaikat pemberi kabar.

"Kau akan segera dikirim ke bumi."
Sedikit bingung, si anak pun bertanya, "Tempat seperti apakah bumi itu?"
"Tempat yang sangat indah. Di sana banyak hal yang akan kau pelajari," terang sang malaikat.
"Tapi aku tidak bisa membaca?" ungkap si anak ragu.
"Tidak perlu khawatir. Ada malaikat bumi yang akan mengajarimu."
"Tapi tempat itu masih asing, sementara aku lemah dan takut."
"Jangan takut, karena malaikat bumi akan menjaga dan melindungimu,"
"Tapi aku tidak mengenalnya. Siapa dia?"
"Namanya tidaklah penting, tapi kau bisa memanggilnya dengan sebutan 'Ibu'."

Dan tidak lama setelah itu, akhirnya si anak turun ke bumi melalui perut seorang wanita (red: rahim). Rupanya si anak sangat takut hingga mengeluarkan suara menggetarkan, namun sentuhan tangan lembut serta pelukan hangat wanita yang memanggilnya 'anakku' mampu menenangkan.

Ditimangnya selalu si anak, dinyanyikan, didongeng serta diajak mengobrol dengan bahasa yang tidak dimengertinya. Kala si anak menginginkan sesuatu, wanita itu pasti mengerti apa yang harus dilakukan. Tidak diizinkan sedikit jua si anak merasai sakit dan derita. Dijaga serta dilindungi si anak persis seperti yang dikatakan malaikat surga, bahkan perhatiannya melebihi dugaan si anak.

'Ibu', adalah kata pertama yang ingin didengar sang wanita terhadap si anak. 'Ibu', kata-kata paling indah dan romantis bagi wanita itu, sebagai ungkapan terima kasih si anak.

Seiring waktu, si anak telah tumbuh dewasa dan Ibu tetaplah menjadi sosok wanita yang lembut dan penuh kasih. Meski bertubi dibentak, ditentang bahkan diacuhkan harapan, maafnya terbuka lebar bagi si anak. Segala sakit dipendamnya demi melihat si anak tertawa tanpa duka. Dengan sayangnya, diutamakan urusan si anak menjadi lancar dan berhasil. Semuanya tulus dilakukan, tanpa keluh dan sesal.

Kini, izinkan si anak mengucap terima kasih. Terima kasih telah melahirkanku, sehingga aku bisa melihat keindahan bumi dan semua isinya. Terima kasih telah menyelimutiku saat kedinginan, terima kasih telah merawatku ketika sakit, terima kasih telah memberiku pendidikan yang layak, terima kasih atas segalanya. Dan banyak terima kasih lainnya tidak bisa kuungkap, sebab semua yang Ibu lakukan tidak terhitung olehku. Namun semoga segala doa dan usahaku, menjadikanmu bahagia dan tenang.

Walaupun segala salah telah kau maafkan mendahului ampunanku, ku tetap ingin ucap, "Maafkan aku yang telah durhaka, tidak selalu patuh akan perintahmu, tidak selalu sesuai inginmu. Aku mencintaimu."

#HappyMotherDay



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama