Ruangan
itu sedikit lebih kecil dari kantor pusat di Jakarta. Kursi-kursi
melingkari sebuah meja panjang, dengan satu set proyektor yang tuntas
kami gunakan.
Tibalah giliranku memberikan laporan singkat, Kuatur napas yang semula tertahan di dada, kueratkan genggaman seolah memegang batu di tangan.
"Lo..gis..tik sudah le..ng..kap."
Terdengar
gemeletuk ketika mulutku terbuka, bagai rintik hujan di luar yang
terhempas bebatuan. Tidak kupedulikan raut muka karyawan lain mulai
berubah, sampai laporan selesai kuinformasikan. Di antara keheningan,
kumanfaatkan permisi keluar
Sebelum sempat beranjak untuk mengobati tanganku yang mulai bintik merah, Mitha, yang duduk sebelahku berujar, "AC-nya nggak bisa dikecilkan, sebab udah paralel dari center."