Sumber dari sini |
"Mah, aku pulang hari ini."
Pesan singkat itu dikirim Iyus dengan penuh keyakinan. Wajahnya kini tampak ceria, dengan mata yang terjaga dan senyum tipis, seolah baru sadar dari tidur panjang. Diputar tubuhnya ke kanan dan kiri, kemudian lehernya hingga berbunyi 'krek'.
Langkahnya terayun dengan pasti dan sedikit cepat, memasuki kabin pesawat yang akan membawanya kembali ke tanah air. Sudah cukup baginya mengasingkan diri di negeri orang, belajar banyak hal baru, dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada di Thailand.
Ia merasa beruntung memiliki teman-teman yang mendukung, bahkan membantunya di saat yang tepat. Meski begitu, belum hilang dalam ingatannya alasan meninggalkan kota Tangerang. Adalah Diki, laki-laki setahun lalu yang menghiasi taman bunganya dengan warna-warni cerah, tiba-tiba mencampakkannya dengan begitu kejam. Selain itu menurutnya, perusahaan tempatnya bekerja terlalu banyak memberi tekanan yang memberatkan dan menginjak-injak harga dirinya.
Banyak kenangan yang ia simpan dalam hatinya. Selama itu, telah ia lalui masa keterpurukan hingga keputusasaan yang hampir menjerumuskannya dalam kesesatan. Beruntungnya, ia bisa tertolong dan bisa kembali menemukan jalannya. Kalau dulu, kenangan itu terbungkus dengan kesedihan dan kekecewaan, tapi kini berganti dengan api yang berkobar.
Dipejamkan matanya beberapa saat, ditenangkannya pikiran mengikuti ajaran yang di diperolehnya selama ini. Perlahan matanya terbuka degan napas lebih teratur, "Kalian akan lihat siapa aku sebenarnya," batinnya.
Prompt
#103: Details in the Fabric
belum terasa horornya. :)
BalasHapus