Sayup daun flamboyan melambai
di ujung cakrawala mulai keemasan
Angin berhembus teramat pelan
menyapa hari yang semakin jauh pergi
Waktu kian sempit saja
tanpa apa kuperbuat semula
dari pertama langkah menetap
tinggal diam tersisa dalam senyap
Dari hitungan tiap nafas dipunya
hanya iman dan amal terdapat di dada
menuju hakikatnya kebahagiaan Sang Pencipta
untuk dibawa ke alam baka
Aku miskin 'tak bertahta
dengan segala kurang di sana sini
tidak selalu hidup sejahtera
terlebih kesempurnaan 'tak bertepi
Langitlah yang menjadi atap rumahku
menaungiku dengan rahmat-Nya yang kadang terabai
bentangan bumi sebagai alasku
menuntunku tetap bersyukur atas yang dimiliki
Jika kelak langit lelah dengan segala keluhan yang menderu
bumi pun bosan atas keserakahan yang ada
hingga hidup seakan menjelma di neraka
semoga lantunan tasbih tetap menggema di seluruh penjuru
Tags
puisi