Di hari pertama bulan Rajab ini tepat hari senin, menjadi sangat istimewa. Pasalnya, selain adanya puasa sunnah senin-kamis, puasa Dawud, juga di bulan ini kita biasa menunaikan puasa Rajab.
Masih
teringat beberapa hari lalu, Ibu bercerita tentang puasa Rajab. Walaupun termasuk amalan yang boleh untuk
tidak dikerjakan, tetapi pahalanya sangat besar apabila dikerjakan.
"Setiap
moment puasa itu 'kan datangnya cuma satu kali dalam setahun, masa
disia-siakan begitu saja. Padahal akan sangat menolong ketika di akhirat
kelak," Ibuku memberi peringatan. "Itulah sebabnya Ibu sangat suka
sekali ikut pengajian, karena yang disampaikan memberikan
pencerahan," lanjutnya berceramah.
Sebenarnya aku juga sadar setiap amalan yang diberikan pasti untuk kebaikan. Dengan penasaran, aku pun bertanya mengenai keutamaan yang
diperoleh dalam menjalankan puasa Rajab tersebut.
"Puasa di hari pertama, dosa akan diampuni selama 3 tahun terakhir,
puasa di hari kedua, dosa diampuni 2 tahun terakhir, dan
puasa di hari ketiga, dosa diampuni 1 tahun terakhir, sementara
puasa selama 7 hari, maka pintu neraka akan ditutup
puasa selama 8 hari, pintu surga akan dibukakan, dan
bila puasa selama 10 hari, maka semua permintaaan akan dikabulkan meski kita tidak memintanya kepada Allah, lalu
puasa selama 15 hari, maka Allah akan menghapus segala dosa besar kita,
jika puasa di tanggal 27 Rajab, Allah akan mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan," Ibu menjelaskan berturut-turut dengan antusias.
Menyimak untaian berkah dari hikmah puasa Rajab, rasanya seperti mendapat pencerahan. Kuingat banyak kesalahan yang mewarnai hari-hari, sementara amalanku belum tentu menutupi. Ini kesempatan untuk memperbaiki diri yang rapuh. Menyadari diri tak luput dari adanya khilaf, aku pun ingin berusaha selalu patuh. *belajar jadi muslim yang taat*
Dengan tekad membaja aku putuskan untuk berpuasa, terlebih seluruh penghuni rumah antusias ikut berpuasa, tidak terkecuali pamanku. Mendengarnya, menumbuhkan bunga-bunga di hati Ibu.
"Alhamdulillah, semua berpuasa," sahut Ibu dengan wajah sumringah.
"Semoga aja bisa terus puasa minimal ampe seminggu, ya Bu," ujarku.
"Iya. Kamu tahu nggak ? Pada Jum'at pertama di Bulan Rajab, seluruh malaikat bumi dan malaikat langit akan berkumpul mengelilingi ka'bah, sebagaimana melakukan thawaf'," Ibu mulai berceramah.
"Apa yang mereka lakukan?," tanyaku ingin tahu.
"Mereka akan memohon kepada Allah, untuk mengampuni seluruh umat-Nya yang berpuasa," terangnya. "Betapa puasa itu sebagai penolongmu," Ibu mengulang kembali kata-katanya.
"Karena di akirat nanti, akan terasa haus dan lapar teramat sangat. Namun puasa yang dijalani sekarang, membuat kita tidak merasakan semua itu," sambungnya mengakhiri.
Oleh sebab itu, Ibu selalu cerewet kalau berurusan dengan ibadah. Beliau selalu menyampaikan apa yang didapatnya dari 'ilmu pengajian', untuk menyadarkan anak-anaknya yang masih susah diatur. Maklumlah, perubahan zaman telah membuat orang tua semakin khawatir terhadap pola pikir anaknya. Padahal, ilmu agama tidak pernah lekang oleh peradaban dunia.
Semoga saja kita tetap istiqomah, menjalankan perintah Allah SWT (wajib maupun yang sunnah).
Hidup hanya sekali dan kita semua akan kembali kepada-Nya.
Semoga bermanfaat... ;)