Buka Bareng Di Tengah Keluarga

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berkumpul menikmati kebersamaan sambil menyantap hidangan. Sehingga sudah menjadi kebiasaan ketika ramadhan tiba, maka jadwal buka bersama (bukber) akan terbentuk dengan sendirinya. Dengan atau tanpa persiapan, bukber seolah tiada bisa ditinggalkan.

Setiap tahunnya, bukber yang saya ikuti tidak hanya di lingkungan tempat kerja atau bareng komunitas, yang tidak pernah terlewati tentu saja bersama keluarga dan teman dekat. Akan tetapi, buka puasa bareng keluarga bisa dilakukan hampir setiap hari, sehingga sesekali mengadakan bukber dengan teman pantaslah dilakukan.  


Berbeda dari biasanya, saya dan teman-teman mengajar yang membentuk sebuah grup 'geng ngabrag' mengadakan bukber di rumah. Padahal awalnya kami sempat bingung menentukan tempat, antara di rumah makan, alun-alun, mall atau kafe. Karena berbagai pertimbangan, setelah diadakan voting maka pilihan jatuh pada rumah saya.

Terus terang, saya sih senang-senang aja karena tidak harus repot keluar rumah ataupun sibuk menyiapkan makanan, karena kami sepakat untuk membeli ke tempat langganan. Sayangnya, tidak semua anggota bisa ikut serta, dari 8 hanya 5 orang yang bisa ikut, termasuk saya.

"Ya sudah, yang beli makanan cowo aja biar cepet," inisiatif Dede setelah kami berkumpul.
"Diatur aja ya, jangan sampai melebihi anggaran," pesanku mengingatkan.
"Tenang. Saya kan pernah ngurus bukber organisasi mahasiswa, semuanya beres terjamin," balas Dede bangga.

Agar tidak mengganggu anggota keluarga yang lain, kami mengadakan buka puasa di ruang tamu. Lalu setelah Dede dan Pandu pergi belanja makanan, saya, Lilis dan Ana menyiapkan nasi dan minuman. Selang beberapa menit sebelum bedug maghrib, Dede dan Pandu sudah datang.

Melihat banyaknya bungkusan yang dibawa, bisa dipastikan kalau pembelanjaannya keluar dari budget. Dan benar saja, setelah semuanya dikeluarkan dan berpindah ke wadah, porsinya melebihi kapasitas perut kami.

"Banyak banget!" Seru Lilis takjub sekaligus bingung.
"Ini sate bebek, sate ayam, sop iga, sop bebek, gorengan dan buah. Sudah sesuai pesanan semua, cuma cumi baladonya nggak ada jadi diganti sate bebek," terang Dede sambil menunjuk makanan yang disebut.
"Oalah, kenapa nggak dikurangi aja. Ini mah seperti mau ngundang satu erte aja," timpal Ana sambil terkekeh.
"Mau menyejahterakan umat, katanya," bela Pandu.

Kami pun tak bisa menahan tawa, jadilah sepanjang buka puasa menjadi bahan candaan. Barangkali inilah bukber 'geng ngabrag' yang sangat berkesan. Meski belum lama terbentuk, geng kami selalu bisa mencairkan suasana, keakraban terlihat dari adaya saling memahami dan terjalinnya kebersamaan bagai keluarga sendiri.





#Day_23
#30HariKebaikanBPN

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama