20th Cilegon City |
Selama Ramadhan, banyak pedagang musiman menawarkan bermacam makanan, baik dijajakan di pinggir jalan, halaman masjid, alun-alun, serta di kedai. Tidak heran, menjelang berbuka puasa semua tempat makan dipadati pengunjung yang berburu kuliner. Apalagi ketika berkunjung ke mall, pasti ramai hampir di setiap restoran atau food court.
Saya pribadi, sebenarnya sangat jarang buka puasa di luar rumah. Selain malas harus mengantri, ruang gerak pun terbatas, kadang waktu shalat jadi tertunda karena faktor tempat dan keadaan. Walaupun harus diakui, buka puasa di tempat seperti itu memiliki kesan tersendiri, tapi sayang kalau dapat menyebabkan terganggunya ibadah.
Nah, kalau ditanya tempat buka puasa favorit, saya akan menjawab di rumah atau masjid. Karena rumah adalah tempat berkumpulnya keluarga, masakan pun selalu disiapkan Ibu sesuai selera, serta riuhnya kebersamaan terasa hangat dan akrab, inilah yang jarang sekali terjadi di bulan lainnya.
Biasanya, ada menu lainnya yang sengaja dibeli untuk melengkapi atau memenuhi meja makan. Jika seluruh keluarga berkumpul, Ibu pasti bahagia karena masakannya akan habis dan tak sia-sia. Sebagai seorang anak, sudah menjadi kewajiban membuat orang tua senang bukan? Sebagaimana firman Allah SWT : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Q.S. Al-Isra' : 23)
Sedangkan di masjid, juga tak kalah menyejukkan untuk disinggahi ketika buka puasa. Di dalamnya senantiasa dilantunkan ayat-ayat suci dan tausiah menjelang berbuka. Hal itulah yang bisa menenteramkan hati, memperkuat keimanan dan seolah terbawa dalam perlombaan ketakwaan. Sesama muslim akan otomatis terhubung meski belum mengenal satu sama lain, lalu terjalinlah hubungan persaudaraan yang baru. Karena biasanya, semua jama'ah berkumpul untuk melakukan buka puasa maupun melakukan shalat, sehingga akan terjadinya perkenalan secara tidak sengaja, seperti saudara yang lama tidak bertemu. Jadi ibadah kita bisa lebih termotivasi dan bermakna.
Biasanya, ada menu lainnya yang sengaja dibeli untuk melengkapi atau memenuhi meja makan. Jika seluruh keluarga berkumpul, Ibu pasti bahagia karena masakannya akan habis dan tak sia-sia. Sebagai seorang anak, sudah menjadi kewajiban membuat orang tua senang bukan? Sebagaimana firman Allah SWT : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Q.S. Al-Isra' : 23)
Sedangkan di masjid, juga tak kalah menyejukkan untuk disinggahi ketika buka puasa. Di dalamnya senantiasa dilantunkan ayat-ayat suci dan tausiah menjelang berbuka. Hal itulah yang bisa menenteramkan hati, memperkuat keimanan dan seolah terbawa dalam perlombaan ketakwaan. Sesama muslim akan otomatis terhubung meski belum mengenal satu sama lain, lalu terjalinlah hubungan persaudaraan yang baru. Karena biasanya, semua jama'ah berkumpul untuk melakukan buka puasa maupun melakukan shalat, sehingga akan terjadinya perkenalan secara tidak sengaja, seperti saudara yang lama tidak bertemu. Jadi ibadah kita bisa lebih termotivasi dan bermakna.