Rinduku tersimpan dalam lipatan keadaan, entah rasa atau logika, terpaut di antara bentangan pilihan. Kisah yang mulanya mengharu memory dengan senyum mengembang, terbukti tak menetap lama sebab perubahan tak mungkin bisa diubah kembali.
Satu semester kita lewati bersama, tanpa direncanakan akan awal dan akhir yang memilukan. Sebab datangmu sebagai ganti yang telah pergi, begitu tiba-tiba dan tak terduga. Kesan pertama pun sungguh tak mengenakkan, akibat perlakuan pimpinan tak sehaluan. Untungnya, kita langsung menerima kehadiran masing-masing. Adanya keterbukaan dan sepemahaman, mungkin menjadikan kita cepat lekat.
Entah kata apa yang menyatukan kita, tapi hari demi hari mampu mengurangi tekanan atas tuntutan pekerjaan. Tahukah kau, betapa senangnya aku mempunyai teman makan ? Dengan kehadiranmu, selera makanku mulai membaik, bekal makan pun tak sia-sia kubawa, termasuk jajanku turut meningkat, dan semua terasa indah.
Ketika akhir bulan keuangan terkuras sudah, maka jurus "patungan" segera dikeluarkan. Lalu, terciptalah prasmanan ala kita dengan menu nasi Padang atau menu asrama. Sedangkan di awal bulan setelah rekening kembali terisi, akan kita sepakati untuk membeli tiket bioskop. Dua kali sudah film horor menjadi tontonan ketika ke bioskop. Alih-alih takut, kita tertawa tanpa henti seraya saling melontarkan candaan. Bisa jadi penonton lain terganggu atau bahkan heran, tapi kita tak bisa menahan kelucuan kala membayangkan asrama dan karakter pimpinan di film tersebut memiliki kemiripan dengan tempat kita. Jadilah kita menyematkan sebutan masing-masing berdasarkan tokoh film tersebut.
Banyak sudah ingatan tertinggal bersama tawa dan air mata, diiringi lagu penghiburan. Saat galau melanda salah satu di antara kita berlima, tiada yang mengizinkan berlama duka. Tentulah akan berbagi rata, untuk dilebur bersama sekelumit kata, dan terciptalah karaokean di layar laptop atau terkadang bermain tik tok.
Bagai petir di siang bolong, kepergian kita untuk berlibur sejenak ke Selatan pulau, membuat salah satu sobat kita mendapat ketidakadilan hingga berujung kembali ke kota asalnya. Tangis dan pilu tak bisa dibendung melepas kepergiannya, menyesakkan oleh kenyataan, lebih menyakitkan oleh ketakberdayaan.
Yang tak disangka yaitu kau bertiga menyusul kepergian sobat sebelumnya, tak meninggalkan seorang teman untukku berbagi makan. Tersisa gambar dan video kita selagi bersama, terekam ceria saat moment makan, karaokean, nonton di XXI, atau lembur menunggu malam.
Sobat, ketidakbersamaan kita di tempat yang sama ternyata membuat jarak dalam komunikasi. Intensitas bertemu pun harus tertahan dan tak terwujud segera. Tanpa disadari, mungkin beberapa perubahan terbentuk beda. Akan tetapi, hubungan kita sewaktu bersama tidak pernah rusak hingga akhir. Dalam perjalanan ini, setiap hubungan yang terjalin mempunyai namanya masing-masing, akan berbeda satu dengan lainnya. Kini, hubungan baru tak serupa dengan yang telah kita miliki, jadi kau bisa tenang menemuiku.