Surat dengan Warna Rasa


Wahai jiwa yang lama bersemayam di raga penuh gairah, tidak ada sesuatu hal menyenangkan selain semua keadaan berjalan sesuai dengan maumu. Namun, kecewa tentu menjadi selingan kehidupan yang mesti dilalui, agarmu tumbuh sebagai pribadi kuat dan mandiri. Anggapanmu terhadap hidup akan menghadapi kesuka-dukaan, seiring perjalanan panjang yang ditempuh. Ketika masa muda tergambar hanya kegembiraan, maka suatu saat penyesalan akan datang bila telah berlalu. 

Kisahmu seputar cerita dalam hidupmu, mungkin menjadi kenangan bagi beberapa yang lain. Lahirmu serupa musafir, singgah untuk menghirup lalu menghembuskan makna kasih yang Tuhan titipkan melaluimu. Sedangkan usahamu bagai bibit, yang bertebaran sepanjang tujuan melangkah. Entah amanah-Nya berhasil tidak tercapai olehmu, hasil 'kan memanen di kemudian hari.  

Sedari kecil, cinta kasih menjadi pengetahuanmu untuk menerima sekaligus memaknai hubungan. Pada saat kemurniannya memudar, seketika perasaan lain datang menghantui, mengambil alih dan melahirkan ragam rasa. Sejak itu, setiap peristiwa akan memunculkan reaksi berbeda terhadap perasaanmu, lalu mengakar dan tumbuh membentuk rupa lain. 

Bisakah engkau memahaminya?

Keadaan kini menjadi akibat, lahirnya dari bentuk rasamu yang lain, bertunas pada pribadi dengan kata dan gaya. Selanjutnya, langkahmu terhadap ingin maju atau mundur sebab yang lalu, guna menjaga raga dalam nyaman rasa. Pikirmu merupakan pola kelana, mengendali alam tempatmu menerima dan menolak keadaan. Sesak nafasmu beradu pada ketidakbakaan jagat raya, sebagai fase dalam bangkitkan derana.

Sering kali, bawah sadarmu memasuki zona jebakan yang beradu pada pertentangan meretakkan sebuah hubungan. Bisa saja menurutmu suatu kewajaran, padahal tidak berakhir dengan kesejatian insan diciptakan. Mungkin akan menemukan luka tanpa darah, yang dalamnya tiada diketahui siapa pun. 

Kita hidup di bawah langit yang sama, berbagi udara secara rata serta bebas memungut rasa. Tiap kali bertemu dengan kebahagiaan, maka kepuasan akan memenuhi rongga jiwa, sebab harimu terasa lancar dan baik. Namun bila sedih dan kecewa hadir, dirimu seakan terlukai sehingga mudah terhempas raga.

Bagimu, hubungan adalah bagian dari kehidupan yang tak terpisahkan. Di mana dan kapan pun, perjumpaanmu dengan orang lain akan menumbuhkan hubungan tak terduga. Entah bagaimana akhirnya, hanya proses yang tercipta sepanjang interaksi itulah menjadikan akibat.

Tiap kali pelarian mendatangimu, sebenarnya sekedar jeda dari hubungan yang menyulitkan. Barangkali keadaan sedang tidak baik-baik saja, jadi butuh waktu untuk merenungkan sejenak langkah tepat menghadapi. Sementara tiap kali kesenangan melenakan, sesungguhnya ada hal terlupakan dan luput dari ingatan. Sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik jadinya, sesuai porsi pastilah lebih nikmat.  

Antara salah dan benar bukan hakmu menentukan, sebab merupakan bagian dari sudut pandang yang telah dikategorikan. Dari sekian banyak permasalahan mendera, seluruhnya bernaung di rasa dan tenaga, membentuk gelisah tak terkira. Mungkinmu hanya mampu menghadapi sebagiannya, sedangkan yang lain cukup dengan geming saja. Janganlah sampai sakit mengendap di hati, hingga  meracuni dan membunuhmu. 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama